Resensi Novel : The Da Vinci Code - Dan Brown
Judul : The Da Vinci Code
Penulis : Dan brown
Tahun Terbit : 2003
Penerjemah : Isma B. Koesalamwardi
Penyerasi : Zaki Peaba
Genre : Mystery, Thriller,
ISBN : 1400079179
Sinopsis
Jacques Saunire adalah seorang ahli
simbologi dan kurator seni dari museum louvre, Paris - Perancis. Ia ditemukan
meninggal di museumnya dengan tubuh telanjang bulat membentuk sebuah simbol
vitruvian man—lukisan
karya Leonardo da Vinci—dan
perut yang dilukis simbol pentakel menggunakan darahnya sendiri pada jam 23.00
malam. Di sampingnya, tertulis juga pesan ‘PS Robert Langdon’ dan sebuah simbol
pentakel yang lebih besar mengelilingi tubuhnya. Sebelum meninggal, ia
mempunyai janji untuk bertemu dengan seorang simbolog terkenal dari Universitas
Harvard yang kebetulan sedang dalam jadwal ceramahnya di Paris.
Bezu
fache, seorang kepala kepolisian DCPJ (Direction Centrale Police judiciaire)
yang menyelidiki kasus ini, meminta Robert Langdon untuk menyelidiki
simbol-simbol yang terdapat pada Jacques Saunire. Fache sebenarnya mencurigai
Langdon, dan telah ia menghapus pesan ‘PS Robert Langdon’ di lantai tersebut
demi membuat penyidikan secara tidak langsung tersebut berjalan lancar. Tapi
ditengah-tengah penyidikan, salah seorang agen Kriptologi dari DCPJ dengan
lihai memberi tahu Langdon yang sebenarnya tentang maksud Bezu Fache tersebut.
Kriptolog tersebut adalah Sophie Neveu, cucu dari Jacques Saunire.
Langdon mempercayai ucapan Sophie tersebut. Dengan bantuannya ia lalu melarikan diri dari incaran Fache. Bezu Fache pun tak segan langsung menjadikannya tersangka dan buronan. Pemberitaannya segera menyebar di media. Bersama Sophie Neveu, ia memulai petualangan memecahnkan pesan tersembunyi di balik simbol-simbol dari kematian Jacques Saunire tersebut, yang kemudian membawa mereka pada fakta bahwa Saunire adalah seorang mahaguru dari organisasi rahasia bernama biarawan sion. Organisasi ini mempunyai misi untuk membawa rahasia besar tentang holy grail secara lisan. Holy grail menyimpan fakta besar mengenai kehidupan Jesus Christus dan Maria Magdalena.
Di tengah kebuntuan mereka dalam memecahkan kode untuk membuka Cryptex—benda seukuran botol mineral yang menyimpan peta letak holy grail, mereka mendatangi seorang ahli sejarah kaya asal London yang juga penggila grail, Leigh teabing. Selain mereka, ada juga organisasi Kristen ‘Opus dei’ yang sangat mengincar holy grail secara diam-diam. Berdasarkan fakta yang mereka dapat tentang holy grail, petualangan berlanjut menuju London menggunakan pesawat pribadi Teabing. Di sana, Cryptex berhasil direbut oleh Remy Legaludec—pelayan Teabing—dan juga tawanan mereka, Silas—seorang anggota Opus dei, yang ternyata keduanya bergerak di bawah perintah seseorang yang disebut sang guru.
Akankah mereka berhasil mendapatkan Cryptex kembali dan memecahkan kodenya? Akankah mereka bisa menemukan letak Holy Grail? Lalu siapakah itu Sang Guru? Apa hubungannya dengan Opus dei? Apa motif mereka dibalik keinginannya memperoleh holy grail?
Resensi
Novel ini bisa dikatakan
sangat sempurna dalam berbagai aspek.
Pertama-tama saya ingin mengakui bahwa karya Dan
Brown yang satu ini adalah salah satu novel cerdas. Ini merupakan seri pertama
dari petualangan Robert Langdon yang merupakan protagonis terbaik yang pernah
dibuat oleh Mr. Brown.
Kalau dilihat dari segi ceritanya, Dan Brown
telah berhasil menunjukkan kepiawaiannya dalam mengolah sejarah dan teori-teori
konspirasi yang ada. Penulis menciptakan suasana yang luar biasa mendebarkan
dalam setiap bab. Menyelipkan misteri dan teka-teki yang jawabannya akan
membimbing pembaca pada teki-teki yang baru. Membacanya akan membuat pembaca
merasa seolah berjalan didalam labirin rumit dan berusaha mencari jalan keluar
yang seolah-seolah tidak pernah dan tidak akan pernah ada. Cerita ini merupakan
salah satu cerita yang paling mengguncang iman dan mengancam keberlangsungan
suatu tradisi agama. Aksi mendebarkan selalu diselipkan Brown sebagai penambah
kemeriahan teka-tekinya.
Meskipun
merupakan jenis bacaan yang berat, dan Brown beraksi layaknya guru matematika
sekaligus pendongen taman kanak-kanak. Dan Brown tahu betul bagaimana caranya
membuat bacaan ini tidak membosankan dengan menggabungkan aksi dan misteri
secara bersama-sama dengan timing yang tepat. Sangat hebat.
Kalau ditinjau
dari sudut pandangnya, Dan Brown menggunakan sudut pandang orang ketiga serba
tahu. Meskipun, kedengaran tidak cocok
untuk novel bergenre misteri, percayalah, Dan Brown tahu betul apa yang dia
tulis dan apa yang diinginkan oleh pembaca. Setiap teka-teki tetap terbungkus
rapi dalam sudut pandangnya dan memberi kesan yang sangat luar biasa.
Novel ini tidak
tergesa-gesa dalam menyampaikan ceritanya, sehingga tidak terkesan mengejar
klimaks. Para pembaca dibuat betul-betul penasaran. Sehingga pembacalah yang
akan tergesah-gesah dalam membacanya (saran saya sebaiknya santai saja dan
menikmati jalannya cerita). Hal ini dikarenakan pembaca menuntut jawaban akan
teka-teki yang ada sehingga menjadi kecanduan untuk terus membaca dan membaca
setiap bab yang ada.
Novel ini
benar-benar menunjukkan kesempurnaan.sumber : http://napibiak97.blogspot.co.id/2014/11/resensi-da-vinci-code.html
Trailer Film
mantaap..!! saya juga baru selesai membaca novel ini. kereen,, itu kesan pertama setelah membaca bab beberapa bab pertama.
BalasHapussaya percaya, ada banyak sekali sumber dan referensi sehingga dan brown bisa menciptakan novel yang begitu spektakuler.
meski baru baca di tahun 2021, novel ini masih sangat relevan..
saya merekomendasikan teman2 untuk membaca novel ini juga, terlebih yang edisi khusus bergambar