Resensi Novel : Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari)

21.19 Damar Tyas 0 Comments







Dukuh paruk merupakan sebuah dukuh yang kecil dan menyendiri. Dukuh paruk mempunyai seorang moyang yang dulunya sebagai bromocorah tetapi setelah meninggal orang-orang dukuh paruk pun memuja kuburanya. Bahkan kuburanyapun menjadi kiblat kebatinan mereka. Serintil merupakan seorang gadis kecil yang berumur sebelas tahun yang mempunyai masa lalu yang menyedihkan, akan tetapi Serintil mempunyai suatu kelebihan yang tak jarang dimiliki oleh orang-orang yaitu menari selayaknya seorang ronggeng. Suatu ketika ada tiga anak laki-laki sedang mencabut sebatang singkong di tanah kapur mereka adalah Rasus, Warta dan Dasun setelah singkongnya telah tercabut mereka pun sibuk mengupasinya dengan gigi mereka, seketika itu mereka melihat Serintil yang sedang asik menari sambil mendendang beberapa buah lagu kebangsaan Ronggeng lalu mereka pun menghampiri serintil dan ikut menari bersamanya.
Sakarya adalah kakeknya Serintil beliau sangat menyangi Serintil apalagi semenjak meninggalnya orang tua Serintil, kakeknyalah yang merawatnya. Pada waktu itu Sakarya pun mengikuti gerak-gerik Serintil ketika menari, sungguh sangat bangganya ketika melihat Serintil menari. Dan kakeknya pun berpendapat bahwa serintil telah dirasuki oleh Indang Ronggeng.
Lalu keesokan harinya Sakarya menemui Kertareja seorang dukun Ronggeng didukuh Paruk. Mereka pun membicarakn kepandaian Serintil dalam menyanyi dan menari Ronggeng. Namun beberapa hari kemudian Sakarya dan Kartareja selalu mengintip Serintil ketika menari dibawah pohon nangka. Lalu Sakarya pun menyerahkan Serintil kepada Kertareja itu merupakan salah satu syarat dukuh paruk yang mengatur perihal seorang calon Ronggeng .
Sudah dua belas tahun Ronggeng Dukuh Paruk telah mati adapun perkakas-perkakas yang selama ini mengiringi pementasan Ronggeng pun hampir rusak akan tetapi masih bisa digunakan, dan kini mulai mempersiapkan pementasan Ronggeng lagi setelah dua belas tahun telah hilang dan kini yang menjadi penari adalah Serintil, Serintil pun didandani oleh Nyi Kertareja selayaknya seorang Ronggeng dan tidak lupa Nyi Kertareja meniup matera pekasi keubun-ubun Serintil matera yang berkasiat memberikan suatu aura kecantikan dari yang sebenarnya. Dan beberapa susuk emas dipasang oleh Nyai Sakarya di tubuh Serintil.
Bukan main senangnya hati masyarakat Dukuh Paruk ketika mendengar Kertareja bersuara akan melakukan pertunjukan Ronggeng. Lalu Serintil pun mulai melenggak-lenggok di atas panggung selayaknya apa yang dilakukan para Ronggeng dipentas pertunjukan bahkan Serintil pun mempertunjukan kemampuan menarinya yang sangat propesional dan melantunkan gerak-gerik yang secara umum sulit dilantunkan oleh penari-penari Ronggeng lainnya.     Kini pun Rasus menyadari bahwa dia pun kini semakin kurang diperhatikan oleh Serintil, akhirnya beberapa cara pun dilakukanya untuk mendapatkan kembali perhatianya Serintil, Rasus pun mencoba memberikan buah pepaya hasil curian dari ladang tetangganya, akan tetapi Serintil pun hanya memberikan sebuah ucapan terimakasih itu pun sangat menyakitkan. Lalu Rasus pun memberikan sebuah keris kyai jaran Guyang.
Di desa Dawuan, tempat pemuda Rasus mengasingkan diri, dia banyak merenung. Bayangan Srintil sebagai orang bayang-bayang Emaknya yang melebur dalam diri Srintil memintanya untuk menjadi suaminya, maka dengan tegas Rasus menolak. Karena rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan biarlah serintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh Paruk.


Sumber: http://arischasatomi.blogspot.co.id/2013/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html


BONUS
TRAILER FILM : https://youtu.be/R2HScJEkB8I




You Might Also Like

0 komentar: